Perjalanan Hidup

Semua berawal dari perut ibu, saya lahir pada tanggal 20 Februari di Jogjakarta. Hidup saya berawal dari keluarga kurang mampu sebagai anak pertama. Saya termasuk anak termuda dari seluruh teman saya pada waktu itu. Sebagian besar teman di kampung sudah sekolah karena lebih tua dari saya. Shingga sekitar umur 3 tahun saya sudah sekolah dan belajar di TK Gemblakan Bawah (jaman dahulu belum ada playgroup). Lalu saya melanjutkan TK di Netral dan juga meneruskan di SD Netral "D" Yogyakarta. Saat memasuki bangku kelas 4 SD saya mulai tertarik dengan musik punk dan di situ lah awal dari kenakalan saya. Kenakalan saya ini berlanjut hingga saya menduduki bangku kelas 6 SD. Saya yg masih berumur jagung ini belum begitu mengerti arti dari Punk dan hanya mengikuti gaya hidupnya saja. Bahkan di umur ini saya sudah mengenal rokok dan minuman beralkohol. Orangtua saya pun tidak bisa mengatasi kenakalan ini hingga marah tidak karuan. Pada akhirnya karena sudah lulus SD maka saya dititipkan ke rumah nenek di daerah Sleman. Awalnya saya menolak, tapi akhirnya saya menurut dengan sedikit paksaan. Orangtua saya beranggapan kalau saya diasingkan mungkin bisa merubah sikap menjadi lebih baik.

Ketika pertama kali memasuki bangku SMP saya merasa bingung dan kesepian. Biasanya saya bermain kesana-kemari dengan banyak teman tapi kini semua yg saya temui adalah teman baru yg belum begitu akrab. Lama-kelamaan setelah beberapa bulan saya bisa dekat dengan beberapa teman dengan kenakalan saya yg bisa mereka terima. Karena saya kalau berangkat dan pulang sekolah mengendarai sepeda BMX maka saya menjadi akrab dengan beberapa teman yg sebagian bernama Gober & Panjol. Lalu di suatu liburan, teman saya ingin mengunjungi rumah saya di Jogja yg jaraknya lumayan jauh. Setelah itu muncul beberapa acara Punk dan mulai dari sini lah saya suka menonton konser. Dengan demikian saya semakin mengerti apa itu punk dari beberapa informasi. Di suatu malam setelah menonton konser pada tengah malam, kami memutuskan untuk mengunjungi rumah saya di Jogja mengendarai sepeda BMX. Keluarga saya menerima dengan senang hati karena teman saya mau berkunjung. Saya justru semakin nakal ketika menduduki bangku kelas 3 SMP. Di umuran ini saya suka berkelahi hingga punya banyak musuh. Dan saat kelulusan saya diasingkan lagi ke tempat yg lebih jauh yaitu di kota Malang. Saya tidak bisa menolak karena terus dipaksa oleh keluarga dan juga paman yg galak.

Di kota Malang, saya tinggal bersama kakak sepupu, paman, bibi, dan kedua anaknya yg masih balita. Saya diterima di sebuah SMK dengan jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Di sini saya merasa asing karena banyak perbedaan bahasa, tapi saya mencoba adaptasi dan akhirnya bisa berbaur dengan teman yg lain. Setelah sekian lama, saya semakin nakal dengan menjahili teman-teman. Tapi dengan demikian justru membuat kami semakin akrab. Beberapa lama sekolah di jurusan Komputer lalu saya semakin serius karena menyukainya. Banyak pelajaran yg saya dapat dan berita-berita terbaru dari Punk dalam/luar negeri juga semakin update karena saya sering online. Mendekati semester akhir, kenakalan saya mulai berkurang karena sudah mulai seruis di dunia komputer. Dan akhirnya saya bisa lulus dalam dua tahun dengan nilai yg memuaskan di sekolah akselerasi. Inilah waktu tersulit dalam hidup saya dengan pilihan mau melanjutkan perguruan tinggi atau bekerja. Maka saya putuskan untuk menganggur dan bersenang-senang karena selama ini terus belajar. Sebenarnya masa SMK ini adalah masa yg saya anggap membosankan tapi paling berkesan. Karena kenakalan saya sudah banyak berkurang dan jiwa punk saya juga sudah terkendali, akhirnya saya dikembalikan ke kota asal yaitu Jogjakarta.

Setelah di Jogjakarta saya benar-benar menjadi sampah masyarakat. Saya suka mewarnai rambut dan juga memasang tindik di beberapa bagian tubuh. Tidak ada pekerjaan dan aktivitas karena saya hanya ngepunk atau nongkrong bersama teman-teman. Uang pun sangat sulit saya dapatkan karena meminta dari orangtua itu juga tidak mudah. Maka saya putuskan untuk mencari pekerjaan dan akhirnya diterima di sebuah warnet. Di situ saya menemukan teman sesama punk yaitu Ary Fatmawan. Kami saling bertukar informasi tentang dunia punk. Setelah lumayan akrab maka kami sering main bersama dan nongkrong di suatu tempat. Tidak hanya dengan Ary tetapi juga ada Deddy dan Iyan. Sebenarnya mereka semua lebih tua dari saya tapi serasa seumuran. Kenangan saya paling berkesan bersama mereka adalah ketika nongkrong di Jembatan Code dengan ditemani camilan, rokok, dan beer. Selain itu kami juga terkadang berkumpul di kamar kost Iyan. Setelah sekian lama kerja di warnet akhirya mereka pun pindah ke tempat kerja yg lebih baik. Saya juga disuruh orangtua untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi dan akhirnya kami berpisah. Selain mereka saya juga sempat akrab dengan beberapa teman seperti Agung, Puguh, Priyo, Anung, Habib, dll. Karena diterima di perguruan tinggi maka saya ijin keluar dari warnet tersebut. Saya bangga pernah bekerja di warnet selama enam bulan dan bertemu dengan teman seperti mereka.

Pada tahun 2009 saya di terima di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan Komputer & Sistem Informasi (KOMSI). Entah beruntung atau memang takdir saya sendiri juga bingung karena bisa diterima di UGM. Tapi saya bersyukur dan merasa bangga bisa melanjutkan belajar di Universitas ini. Di sini saya memulai kembali mencari teman yg mau menerima saya apa adanya. Dari semester pertama hingga sekarang saya lebih sering nongkrong bersama teman yg suka keluar malam. Untuk menghilangkan kejenuhan biasanya kami nongkrong ke suatu tempat seperti alkid, kandang menjangan, tugu, dll. Karena sering nongkrong bersama maka kami pun menjadi semakin akrab. Kebanyakan dari teman saya yg suka nongkrong ini berasal dari luar kota dan nge-kost di daerah Monjali. Seperti Galih, Pram, Aang, Fauzi, Kadon, Faizal, Angga, Hakim, Sigit, dll. Saya tidak bisa bercerita banyak di masa ini karena sekarang juga sedang berlangsung. Selain kuliah saya juga punya sahabat lain dan mengikuti sebuah komunitas. Sampai sekarang pun saya tetap eksis sebagai anak punk walaupun sedikit berkurang karena keseriusan belajar dan mengenal cinta. Saya akan terus membawa nama baik punk sampai kapan pun. oioioi!! \m/